Tuesday 17 February 2015

LDR

LDR.

"Loe kok mau sih LDR-an?"

"Loe ga takut dia selingkuh?"

"Belum nikah aja uda jadi Bang Toyib apalagi nanti."


Sering sekali teman-temanku mengucapkan hal-hal seperti itu di depan mukaku. Aku agak muak sebenarnya saat mereka dengan terang-terangannya berbicara seperti itu.
Jujur, aku memang sedikit iri dengan mereka yang dapat bermalam minggu bersama si dia.
Sedangkan aku?
Malam minggu dilewati dengan menatap layar komputer ataupun berbicara lewat sambungan telepon.

"Aku rindu." Ungkapku suatu malam.
"Keluarlah, lihatlah ke atas. Apa langit yang kau lihat penuh bintang?"
"Iya." Jawabku bingung.
"Langit di sini juga begitu."


Teman-temanku tak akan pernah mengerti seberapa pentingnya pertemuan kami.
Mereka tak akan mengerti perjalanan cinta kami, di mana kami akan menunggu suatu hari bersama. Menunggu-nunggu saatnya bertemu, saat melepas rindu.
Justru karena inilah, kita akan lebih menikmati momen kebersamaan kami.
Setiap hembusan nafasnya, naik turunnya suaranya.... Perubahan suaranya.
Bagaimana aku akan setiap malam membayangkan rupanya sekarang.
Justru karena kejarangannya kami bertemu akan mendekatkan hubungan kami lebih lebih.

Flash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program Simulasi Kompetisi Menulis
3b ...berhadiah 2 tiket PP + voucher menginap di hotel berbintang BALI dariwww.nulisbuku.com dan www.tiket.com

3 comments:

  1. Woah mantep. Aku ikut tema kedua aja deh.

    ReplyDelete
  2. Woah mantep. Aku ikut tema kedua aja deh.

    ReplyDelete
  3. Kak bikinnya yg fanfic Westlife dong kak hehehe, maklum westlifers, iya tau gua dah telat suka Westlife😩😭😩😭, skrg aja gua masih kelas 7😲. Bikin fanfic Westlife lagi dongg kak..😊

    ReplyDelete